Kamis, 03 September 2009

Trauma akibat Gempa

Saat aku sedang online di depan komputer,aku merasa agak pusing. Saat itu sekitar pukul 3 sore. Aku alihkan pandanganku ke sebelah kananku.Tubuhku berayun ringan.Masya Allah! Apakah sedang terjadi gempa?Aku langsung berdiri untuk memastikan.Betul!Aku berayun,begitu juga dengan daun-daun pintu.Aku langsung menyambar kain apa saja yang ada di depanku untuk menutupi kepalaku sebelum aku berlari ke lantai bawah.Tapi aku ingat aku harus membawa anak-anakku yang masih keci-kecil.Aku ambil baju panjangku dan jilbab seadanya,dengan cepat kugendong anak yang paling kecil sedang ia bertelanjang dada.Aku suruh anak kedua untuk segera turun,dan tanpa bunga-bunga kata kutarik anak pertamaku yang sedang tidur dan kukatakan "Ayo sayang kita turun.Ummi mau turun"Aku tidak mau mengatakan bahwa saat itu sedang terjadi gempa bumi.

Ini adalah kali yang keempat aku mengalami peristiwa gempa dalam seumur hidupku.Subhanallah goyangan kecil yang menggoyang jantungku seakan hampir rontok.Anak-anakku kebingungan melihat umminya yang biasa mengajak mereka keluar dengan santai,kali ini kelhatan tergopoh-gopoh.Tapi aku tetap tidak bicara apa-apa soal gempa yang mungkin saja dapat mengubur mereka hidup-hidup dengan reruntuhan bangunan rumah mereka.

Setelah keadaan tenang,mereka pun kuajak lagi ke lantai 2 meskipun kekhawatiranku akan terjadi gempa susulan menghantuiku.Mereka bermain kembali dengan tenang.
Perasaanku setelah peristiwa ini berbeda dengan perasaanku dulu ketika menghadapi gempa-gempa sebelumnya.Dulu pasca terjadinya gempa,perasaanku biasa-biasa saja.Tapi kali ini aku menjadi terus waspada dan selalu teringat dosa-dosa dan janji-janjiku kepada Allah dan manusia.Mungkin karena usiaku yang makin banyak,anak-anakku masih kecil,aku tinggal di lantai 2 dan akhir-akhir ini banyak sekali bencana yang terjadi di berbagai daerah di negeri ini.Sepertinya aku trauma.Bila aku sedang duduk atau berdiri (tidak sedang berbaring) aku seperti merasakan goyangan ringan pada tempatku berpijak.Sampai sekarang.

Tapi yang paling menghantuiku adalah kesadaranku akan apa yang sudah aku lakukan selama ini untuk keluarga dan ummat.Seberapa besar usahaku untuk menyelamatkan aku dan keluarga dari murka Allah?
Bencana terjadi dapat merupakan teguran atau azab dari Allah karena manusia suka melakukan kemungkaran dan tidak suka mengajak kepada kebaikan.Memang diantara kita masih banyak yang tidak suka melakukan kemungkaran,tapi apabila kemungkaran itu terjadi,kita seringkali membiarkannya terjadi di hadapan kita seakan kita buta dan tuli.Rasa sungkan,malu atau takut kepada manusia menjadi alasannya.Lalu dimana rasa takut kita kepada Allah ?

4 komentar:

Dapurku mengatakan...

Subhanallah..

@n9in mengatakan...

gimana dengan klg mbak sendiri? semua baik2 saja khan. sedih sekali lihat sodara2 kita jd korban bencana itu.betul3 mbak..moga2 kita dapat menjaga diri dan keluarga kita serta kaum mukminin dari azab Allah kelak.. amiiin

Izar mengatakan...

ternyata hampir semua memiliki cerita yang mirip. awalnya tak sadar, tapi justru panik setelah menyadarinya.

Semoga ini adalah berkah Ramadhan, bukan azab dari ALLAH atas kelalaian Ramadhan kita.

Keke Naima mengatakan...

selain mengerikan, kejadian tsb membuat sy merasa bersyuku krn ternyata Allah masih memberi kita kesempatan u/ lebih ingat kepada Nya ya mbak.. :)