Jumat, 14 Agustus 2009

Pahlawan yang Kupanggil Ibu

Berpuluh tahun lamanya nyawaku telah bersatu dengan ragaku
tak pernah sekalipun kutemui kesulitan hidup yang tak bertepi
kala susah dan sedih mampir di setiap langkah perjalananku
sebuah tanda selalu kudapat dari Tuhan yang menciptakan diri ini

Berpuluh tahun kuhidup diantara orang-orang yang aku cintai
ada satu yang selalu hidup di hati ini
seorang wanita yang tak pernah terpisah dariku hingga kini
seorang wanita yang belum pernah meninggalkanku seorang diri

Dia adalah pahlawan
ketika kali pertama aku menangis lapar dia berikan tetesan hangat air susunya
Rasa kenyang yang membuatku tertidur adalah hadiah untuknya
Malam-malam di saat seharusnya ia tertidur pulas
dia timang aku demi ketenanganku dengan ketulusan napas

Dia adalah pahlawan
Ketika aku takut akan sesuatu yang tak bisa aku lawan
dia sodorkan punggungnya untukku sebagai tempat persembunyian
ketika aku menjerit-jerit keriangan
dia biarkan telinganya menjadi pekak dengan keikhlasan

Dia adalah pahlawan
ketika suatu ketika....
Ayah sedang tak mampu membelikan kami sekaleng beras
dia kucurkan keringatnya agar aku tak berhenti bernapas

Dia adalah pahlawan
ketika pada masa remajaku kami ingin punya baju pada saat yang bersamaan
sedang uang hanya cukup untuk membeli satu
dia biarkan keinginannya tertawan
dia mengalah untukku

Dia adalah pahlawan
Dia antarkan dan tunggui aku di sekolah baruku sampai aku bilang cukup
dia tuntun aku keseberang jalan
ketika keberanianku untuk itu masih kuncup

Dia antarkan aku menuju pelaminan
Dia tunggui aku ketika aku meregang nyawa.....
ketika satu persatu jundi kecil lahir dari rahimku

Dia memang pahlawan
Dan pahlawan itu aku panggil ibu

Tidak ada komentar: